Jumat, 18 Maret 2011

Ruh

Raga ini fana
Tangan
Kaki
Mata
Telinga
Segalanya, tak abadi

Hanya satu
Bagian diri kita
Langgeng, tak pernah mati
Yang menempati rangka berbalut daging
Hingga akal berpikir, tak menyesatkan
Hingga badan bergerak, memintas kewajiban
Hingga bibir bergetar, melantun tasbih
Hingga air mata berurai, menghisab diri
Tiada lain, adalah ruh
Absurd, tapi nyata
Dalam kebakaan

Rabu, 16 Maret 2011

Lagi


Lagi
Menitik
Satu
Per satu
Menyatu, membulir halus

Lagi
Mengusik
Merayu
Terus, merajuk
Hingga dindingku retak
Runtuh berantakan

Lagi
Menyapa
Lebih hangat
Dan, menenangkan

Oh, Tuhanku
Lagi
Lagi
Dan, Lagi

Apakah, aku sanggup berlari
Meraih mentari
Dalam genggaman kecil
Kesepuluh jemari  

Aku berharap
Berdoa
Engkau menarikku
Dalam rengkuhan kuat-Mu
Hingga di pengakhiranku

Sabtu, 05 Maret 2011

Menyapa Bumi

Bukan badai
Bukan siraman air
Membuatnya padam
Gelap gulita
Dan, meraba-raba

Melainkan, secuap kata
Dari kerjapan dua belah bibir
Yang senantiasa merekah merah
Tak tertangkis
Menebas setajam pedang
Dan, mematikan

Namun, sang kata sungguh hebat
Beserta tebasan
Pun mendekap
Hangat
Laksana mentari pagi
Menyapa bumi

Loving You



Alloh berfirman bahwa segala apa yang menimpa kita merupakan hasil dari ulah atau perbuatan tangan kita sendiri...

Tetapi sungguh Alloh lah yang Maha Baik, tiada yang mampu melebihi kebaikannya, dan mengajarkan kita berdoa, “Ya Rabb, ampunilah dosa2 kami, maafkanlah segala kesalahan kami, dan hindarkanlah kami dari akibat kejahatan yang pernah kami lakukan”

Oh, Rabb, setiap detik menuju menit, setiap menit menuju jam , setiap jam menuju hari, setiap hari menuju minggu, setiap minggu menuju bulan, dan setiap bulan menuju tahun, tak pernah ya Rabb sedetik pun terlepas dari kebaikan-Mu.

Lihat lah Rabb, diri ini menunduk, bersimpuh, mengiba kepadaMu, memohon ampunanMu, kemurahanMU, karuniaMu, kemudahanMu, KasihMu, kasih-sayangMu, dan CintaMu...

Lekat, segala harta dan keindahan dunia yang membanggakan hati, adalah menyempitkan hati, dan membutakan nurani bila akal dan hati menyimpangi sinar hidayah Ilahi.
Dari setiap harta..

Dua mata...
Dua tangan..
Dua telinga..

Istri shalih..
Suami shalih..
Anak shalih..
Orang tua shalih..
Saudara shalih..
Teman shalih..
Puluhan sahabat..
Ratusan teman..
Ratusan kitab..
Dan segala yang ada di genggaman...

Yang menyejukkan jiwa
Perhiasan dunia
Warisan termahal

Adalah kepunyaanMu..
Engkau berhak mengambilnya setiap saat dengan kehendakMu
Di saat senang
Di saat tertawa
Di saat termenung
Di saat tersedu

Dan Engkau berhak memperbarui segala yang hilang berganti
Mengubah setiap duri menjadi bunga semerbak wangi
Di saat senang
Di saat tertawa
Di saat termenung
Di saat tersedu

Hingga kesadaran itu menghampiri, bahwa segala yang terjadi di setiap detik, jam , hari, minggu, bulan, dan tahun adalah tertulis di dalam kitab yang tulisannya telah mengering....

Yaitu kitabku dan kitabmu....

Inspired when hearing ‘Haramkah’ by Melly Goeslow

Jumat, 04 Maret 2011

Senandung


Memanas
Mengaca
Mengasin
Dan, melicin

Oh, andai mataku tak pernah membaca
Andai telingaku tak pernah menangkap
Andai hatiku tak pernah terbius
Dan andai kepalaku tak pernah menggelembung

Aku membencinya
Sangat
Sangat
Dan, sangat membencinya

Berharap jari-jari ini merancak-rancak
Dengan belati bermata ganda
Membuatnya binasa
Sirna dari keduniaan manusia

Namun, ia datang tanpa diminta
Pergi tanpa diusir
Hinggap tanpa diundang
Lalu terbang sesenang hati

Sekarang, kau membinasakanku
Meluluhlantakkan kepercayaanku
Menipiskan tekadku
Dan menggerus kesucianku
Karena itu sifat sejatimu

Maka, jangan pernah menghampiriku
Membuai dengan rayuan semu
Karena aku memilih menjauh
Menutup segenap celah
Memerisai kuat
Wahai senandung 
Yang mengotori kalbu